Kamis, 17 Juni 2010

Syukur Pangkal Kaya

Dalam suatu dialog antara seorang miskin dengan si kaya, si miskin mengeluhkan dirinya yang tak kunjung kaya. Padahal ikhtiar dan doa kepada Allaah SWT telah dilakukanya setiap hari, tapi ia tetap miskin. Lalu, si kaya berkata “Kalau begitu, bagaimana jika kau akan kuberi seluruh harta kekayaanku, tapi aku minta tiga hal darimu”. “apa itu?” tanya si miskin. “Kedua bola matamu, jantungmu, dan keluargamu.”
Coba anda tebak, apakah si miskin merelakan ketiga hal tersebut ditukar dengan harta benda? Tentu saja tidak. Dari dialog ini si kaya ingin mengatakan kepada si miskin, bahwa ia sebenarnya tidakah miskin karena apa yang dimilikinya seperti kesehatan, kedua mata bisa melihat dan hidup dengan keluarga merupakan suatu kekayaan yang tak ternilai harganya.
Inilah yang selalu kita lupakan, bahwa Allah memberi begitu banyak nikmat walaupun tidak dalam bentuk harta benda. Nikmat tersebut berupa nikmat kesehatan dan kesempatan, apakah ada yang lebih besar dan penting dari dua nikmat ini? Rasulullah mengingatkan umatnya bahwa kedua nikmat ini merupakan kekayaan yang besar namun tidak disadari bahkan disia-siakan oleh manusia. ”Ada dua kenikmatan yang membuat kebanyakan manusia terpedaya (terhalang dari mendapat kebaikan dan pahala), yaitu kesehatan dan waktu luang.”(HR Bukhari).
Sudah sepantasnya kita selalu bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allaah SWT kepada hamba-hambanya. Syukur yang mempunyai arti mengakui nikmat Allah SWT
tidak saja dikerjakan hanya dengan cara mengucapkan Hamdalah ketika
mendapatkan nikmat dari-Nya. Pengertian syukur yang sebenarnya adalah pengejewantahan nikmat Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya.
Bukti mensyukuri nikmat harta adalah membelanjakannya di jalan Allah SWT. Bukti mensyukuri nikmat kekuasaan adalah menjadi pemimpin yang adil dan berusaha sekuat tenaga mensejahterakan rakyatnya. Bukti mensyukuri nikmat ilmu adalah mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain.
Begitupun bukti mensyukuri nikmat-nikmat yang lain adalah mempergunakannya hanya untuk beribadah kepada Allah SWT, karena seluruh kebaikan di dunia ini merupakan ibadah kepada Sang Khalik. Dalam Alquran Allah SWT telah banyak memberikan pelajaran tentang orang-orang yang diadzab karena tidak mensyukuri nikmat nikmat-Nya.
Serangkaian musibah demi musibah seolah tak pernah berhenti melanda negeri ini. Mungkin itu semua terjadi karena kita selama ini kurang mensyukuri nikmat. Mudah-mudahan semakin banyak lagi orang-orang yang mau bersyukur kepada Allah SWT, sehingga negeri ini akan selamat dari berbagai macam gangguan dan ancaman dari kaum-kaum yang memang benci Islam berkibar di negeri ini.
Dalam Al Quran, Allaah SWT telah berjanji, ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]:7). Secara sederhana kita bisa menyimpulkan ayat ini dengan sangat mudah dipahami, yakni bersyukurlah , maka kau akan kaya. Wallahu A`lam.