Kamis, 28 Oktober 2010

Kejahatan Via Facebook (Lagi)

Tidak hanya teroris, perampok dan separatis yang berbahaya. Bahaya lain yang mengancam saat ini adalah jejaring sosial facebook. Kasus “penculikan” remaja putri melalui situs jejaring social, belakangan marak (lagi) menghiasi halaman Koran dan televisi. Mungkin berita-berita macam ini terlewatkan dari perhatian kita karena kita sibuk dengan pekerjaan kita. Tapi, sadarilah, bisa jadi putra-putri Anda yang akan menjadi sasaran penculikan berikutnya. Tidak ada yang mustahil saat ini, apalagi ditengah makin mudahnya akses internet, terutama bagi kalangan remaja yang memiliki ponsel dengan fasilitas internet.
Celakanya saat ini banyak remaja, terutama gadis usia SMP/SMA yang senang mengumbar identitasnya. Mereka beramai-ramai mencari teman sebanyak mungkin. Identitas diumbar sedetil mungkin. Mereka merasa bahwa jika “teman”-nya banyak, aktifitasnya banyak diketahui orang lain, mereka menjadi seperti selebritis.
Semakin banyak orang yang mengomentari aktifitas mereka, semakin bangga. Padahal mereka tak tahu bahwa bisa jadi diantara “teman-teman” mereka terdapat “penjahat-penjahat” yang siap memanfaatkan situasi. Asmara gadis-gadis cantik dijerat dengan foto pemuda ganteng. Inilah kelemahan facebook yang berbahaya bagi penggunanya. Jejaring facebook tidak bisa menjamin bahwa yang anggota aktif adalah pribadi seseorang yang sesungguhnya. Pada saat mendaftar tidak dapat dipastikan bahwa pendaftar adalah seseorang yang memiliki data yang sesungguhnya. Mulai dari data pibadi, sekolah dan sebagainya hingga foto yang dipajang. Semua data dapat dipalsukan dan tentu sosok pribadi yang palsu ini bisa berperan sebagai apa saja sesuai yang diinginkan oleh pembuatnya.
Pada saat si putri kesayangan orangtua mendapat kenalan yang sesuai dengan harapannya, maka biasanya akan sangat bersuka cita jika bisa komunikasi secara intensif dan secara diam-diam tanpa diketahui oleh orang lain. Seperti memperoleh durian runtuh, atau seperti botol ketemu dengan tutupnya.
Tanpa disadari oleh kaum remaja, kejahatan menghampiri mereka dengan topeng manisnya. Ini barulah sebuah awal. Dari kasus yang ditemukan, baru sebatas pelampiasan hawa nafsu. Tidak tertutup kemungkinan kejahatan perdagangan manusia pun dengan senang hati akan memanfaatkan jejaring ini.
Ancaman ini benar-benar nyata dan jangan disepelekan karena ini barulah sebuah awal. Bagi Anda yang menjadi orang tua, atau guru atau pendamping remaja, ada baiknya Anda untuk mengetahui potensi kejahatan ini. Potensi bahaya facebook, membuat tokoh dunia sekaliber Obama pun ikut bicara. Presiden AS, Barack Obama, memperingatkan remaja-remaja AS akan bahaya Facebook. Obama mengatakan agar jangan terlalu intens menuliskan informasi pribadi di jejaring sosial internet, karena itu akan membahayakan siapapun di masa yang akan datang.
Sebahaya itukah facebook? Yang salah facebooknya? atau penggunanya? atau pembuatnya? Kalau menurut saya, yang salah itu penggunanya. Sebagaimana konsep “The Man Behind The Gun,” manfaat atau mudharat sesuatu tergantung orang yang menggunakannya.
Bukan kesalahan facebook pada posisi saat ini, tetapi peran dari guru dan orang tua sangat penting untuk memahamkan kepada anak didik dan mengawasi gerak-geriknya. Pola hubungan komunikasi antara anak dan orang tua harus dijaga dengan baik. Jangan sampai anak dibiarkan mengelola facebooknya tanpa ada pendampingan. Yang utama adalah memberikan pemahaman dan kesadaran akan bahaya berteman via facebook.
Wahai para orang tua, sampaikan kepada anak-anak Anda, bahwa internet tidaklah 100% aman. Sempatkanlah sesekali mendampingi anak Anda ketika berinternet. Coba pahami apa yang tengah diakses oleh anak Anda. Cobalah untuk terus berkomunikasi mengenai apa yang dilakukan anak Anda di Internet. Jika Anda mengetahui bahwa anak Anda bertukar alamat atau nomor HP, coba tanyakan dengan siapa anak Anda bertukar informasi. Jika Anda mengetahui bahwa anak Anda bersepakat untuk bertemu langsung dengan teman internetnya (kopi darat), cari tahu dengan siapa anak Anda akan bertemu. Jika anak Anda akan bertemu dengan orang yang sebelumnya hanya dikenal melalui internet, Anda perlu waspada.
Tips sederhana yang bisa diterapkan pada putra-putri Anda tanpa perlu bersikap membatasi ‘kesenangan’ mereka pada Facebook, diantaranya ; (1) Pakailah nama samaran (nick name). Hal ini untuk menghindari para pencuri identitas yang mengawasi akun facebook putra-putri Anda. (2) Palsukan tanggal lahir. Mintalah putra-putri Anda untuk tidak memposting tanggal lahirnya secara lengkap di situs jejaring. Minta mereka mencantumkan tanggal dan bulan lahir saja. Jika perlu, minta mereka memalsukan informasi tanggal lahir. (3) Pasang profile foto dengan avatar. Para pelaku kejahatan seksual kerap mengincar calon korbannya dengan hanya melihat wajah pada profile foto yang terpasang di situs jejaring. Hindari juga foto-foto dengan seragam kerja atau sekolah, karena secara tidak langsung hal ini akan memberikan informasi para pelaku kejahatan di dunia maya. (4) Jangan mencamtumkan alamat rumah secara lengkap di Facebook. Bukan ide yang baik untuk memberikan nomor telepon pribadi secara online. Buatlah aturan ini seketat mungkin, dan jika ketahuan melanggar, biarkan putra-putri Anda tahu bahwa ponsel dan hak istimewa mereka berupa internet akan dicabut selamanya. (5) Hindari janjian ketemuan dengan orang yang belum jelas asal-usulnya, jika memang ingin ketemuan ajaklah kakak, saudara atau teman demi keamanan.
Kejahatan dengan modus situs jejaring sosial ini baru sebuah awal dari proses yang mungkin akan berkembang. Namun sedini mungkin kita harus mengetahui bentuk dan potensi perkembangannya. Semakin dini kita mencermati kejahatan ini, semakin minim kerusakan yang bisa terjadi. Dengan kerjasama antara orang tua, guru dan pendamping remaja, semoga kejahatan ini bisa diminimalkan.(*)
By : Oscar Adam (Sarjana Komunikasi, Mantan Wartawan dan Pemerhati Sosial) ^_^ (gaya nya)
Tulisan ini dimuat di Rubrik Opini Harian Haluan, 23 Oktober 2010